Wednesday, 16 August 2017

Cerita Pertama Kali Naik Pesawat

Cerita Pertama Kali Naik Pesawat
sumber gambar : dokumentasi pribadi

Selalu ada cerita dari sebuah perjalanan. Ada cerita yang seru dan menyenangkan, ada juga cerita perjalanan yang melelahkan. Ada juga cerita yang meninggalkan kenangan dan selalu lekat dalam ingatan.

Walau tidak hobi travelling, tapi beberapa kali perjalanan saya ke tempat saudara di Sumatera memberikan pengalaman yang tak kalah seru dari perjalanan para traveller. Ada banyak cerita dan kesan sepanjang kami ke sana. Seperti ketika pertama kali naik pesawat terbang, saat harus wudhu dengan air mineral di atas bus Palembang-Jogja dan saat kami harus lari-lari karena pesawat yang akan kami naiki sudah mau berangkat.

Dari semua cerita itu, ada kejadian yang sampai saat ini masih saya ingat. Yaitu ketika saya naik pesawat untuk pertama kalinya. Kejadian lucu yang kalau diingat, membuat saya senyum sendiri karena katroknya saya ini.

Waktu itu saya dan keluarga diajak oleh adik ke Palembang. Saya yang kalau bepergian selalu lengkap perbekalannya, tak lupa membawa apa-apa yang sekiranya saya butuhkan. Tak mau kalau di perjalanan membutuhkan sesuatu tapi harus ribet nyari kemana-mana, saya membawa apa-apa yang sekiranya saya butuhkan. Bahkan untuk benda yang tidak terlalu penting pun masuk ke tas saya.

Sesuai prosedur yang berlaku untuk penumpang pesawat, kami harus melewati metal detector dan semua barang-barang bawaan akan melewati pemeriksaan x-ray. Pemeriksaan tahap 1 semua masih aman-aman saja, karena memang tahap ini pemeriksaan belum fokus ke barang-barang yang akan naik ke pesawat.

Saat memasuki ruang tunggu keberangkatan, baru kami melewati pemeriksaan tahap 2, sama seperti pemeriksaan tahap 1. Begitu saya mengambil tas yang baru saja melewati mesin x-ray seorang petugas keamanan bandara bertanya kepada saya,
"Permisi, saya boleh lihat cutter nya ?
Yup, sebuah pisau cutter dan gunting waktu itu memang ada di dalam dusgrip di tas saya. Benda-benda tersebut sengaja saya bawa untuk dipakai sewaktu-waktu bila diperlukan.

Petugas keamanan bandara tersebut memeriksa cutter saya dan bertanya,
"Apakah cutternya masih mau dipakai ?
Saya meng-iya kan saja karena memang cutter itu sengaja saya bawa untuk bilamana diperlukan.
Petugas tersebut kemudian mengambil mata pisaunya dan mengembalikan tempatnya kepada saya yang waktu itu masih berpikir apa gunanya cutter kalau tak ada mata pisaunya. Tapi yang penting urusan pemeriksaan tersebut selesai dan jadilah saya terbang Palembang.

Setelah kejadian itu saya baru banyak membaca tentang apa-apa yang boleh dan tidak boleh dibawa naik ke pesawat. Dan baru 'ngeh' kalau beberapa benda termasuk senjata tajam tidak diperbolehkan naik ke pesawat. Entah kenapa saya sebelum itu tidak berpikir untuk mencari tahu tentang apa-apa yang harus kita ketahui sebelum naik pesawat. Mungkin karena waktu itu belum ada hape pintar di tangan saya, sehingga mencari informasi tak semudah hari ini.

Baca juga : Tips dan Persiapan Naik Pesawat Terbang

Kejadian tersebut juga memberikan pelajaran bahwa kita seharusnya aware dengan segala sesuatunya. Kalau mau naik pesawat ya baiknya mencari informasi tentang seluk beluk seputar penerbangan. Tentang apa-apa yang boleh dan tidak boleh dibawa, tentang aturan keselamatan, tata tertib penumpang dan lain sebagainya. Agar tidak perlu mengalami hal seperti saya.

Btw, sudah lebih dari 3 tahun ini kami tak mengunjungi saudara kami di Palembang dan Bengkulu. Dan rencananya dalam waktu dekat kami akan ke sana lagi. Tentu saja tanpa membawa cutter di tas saya, he.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung ke Yoen NgeBlog. Saya akan berusaha membalas komentar secepatnya.πŸ“πŸŒ»πŸŒΈπŸŒ»