Thursday 20 July 2017

Khusyu' Dalam Sholat


Barangkali ada yang seperti saya yang beberapa waktu ini ketika sholat pikirannya selalu lari kemana-mana. Selalu mencoba untuk tenang dan fokus, tetapi selalu saja ilang-ilang. Tiba-tiba saja ada yang terlintas di pikiran sesuatu yang melalaikan pikiran dari bacaan sholat maupun jumlah rokaat.

"Manusia adalah tabib bagi dirinya sendiri". Perkataan ulama ini tentu ada benarnya. Ketika mengalami sesuatu masalah sebenarnya dialah yang harus mengerti sebab musabab dan bagaimana mengatasi permasalahan yang dihadapi. Kalau merasa tidak khusyu' sholatnya hendaknya dia melihat kembali apa yang ada dalam hati dan pikirannya sehingga bisa melalaikan dari sholatnya. Dan tiap orang bisa tentu berbeda dalam sebab musababnya.
Berikut ini bimbingan ulama agar kita dapat menghadirkan khusyu' dalam sholat :

Pengertian Khusyu’

Ibnu Rajab berkata bahwa inti dari khusyu’ adalah lembutnya hati, lunak, tenang, tunduk dan leburnya hati. Apabila hati ini khusyu’ maka akan diikuti dengan khusyu’nya anggota badan.

Cara Agar Khusyu’ Dalam Shalat

Ulama memberikan bimbingan kepada kita agar kita dapat menghadirkan khusyu’ dalam shalat, di antaranya :
  1. Meminta perlindungan ( isti’adzah ) kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa dari gangguan dan godaan setan.
  2. Meletakkan sutrah ( pembatas ) dan memandang hanya ke tempat sujud.
  3. Mengosongkan hati dari kesibukan-kesibukan lainnya. Bila terlintas pikiran lain dalam benak kita, maka segera kita tampik dan tidak diindahkan. Bila ada kesibukan atau keinginan maka segera dituntaskan sebelum shalat, seperti bila lapar maka makan terlebih dahulu, bila hendak buang air maka segera membuangnya, dan sebagainya.
  4. Berupaya menghadirkan hati dan terus mengingat-ingat bahwa sekarang kita sedang berdiri di hadapan Raja di Raja ( Malikul Mulk ) yang Maha Mengetahui segala perkara yang tersembunyi, yang samar maupun yang rahasia dari orang yang sedang bermunajat kepada-Nya. Dan kita terus mengingat bahwasannya amalan shalat ini nantinya ( di hari akhir ) akan ditampakkan kepada kita.
  5. Menenangkan anggota badan dengan tidak melakukan suatu perkara yang dapat mengganggu kekhusyukan, seperti memilin-milin rambut, menggerak-gerakkan cincin dan sebagainya.
  6. Berusaha memahami, merenungkan, memperhatikan dan memikirkan bacaan-bacaan shalat dan dzikir-dzikirnya, karena yang demikian itu akan menyempurnakan kekhusyukan.           
( Al Mausu’ah Al-Fiqhiyah, 19/118, Taisirul ‘Allam, 1/292 )

Khusyu’ yang Tercela

Di antara sifat khusyu’ ini adalah khusyu’ yang tercela. Menurut Al-Imam Ahmad Al-Qurthubi, khusyu’ yang tercela adalah khusyu’ yang dibuat-buat dan dipaksakan. Ketika shalat di hadapan manusia , ia memaksakan diri untuk khusyu’ dengan menundukkan kepalanya dan berpura-pura menangis sebagaimana hal ini dibuat oleh orang-orang bodoh. Ini jelas merupakan tipu daya setan terhadap anak manusia.    
( Al-Mausu’ah Al Fiqhiyah, 19/119 )

Nah, dari beberapa hal di atas, mana kira-kira yang sesuai dengan kondisi kita ? Yuk bersemangat membenahi ibadah kita !
πŸ‘πŸ‘
  
sumber tulisan : Majalah AsySyariah vol I/No. 04/ 2003

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung ke Yoen NgeBlog. Saya akan berusaha membalas komentar secepatnya.πŸ“πŸŒ»πŸŒΈπŸŒ»