Tuesday 19 September 2017

Copy Paste, Kemudahan Yang Sering Disalahgunakan

Copy Paste, Kemudahan Yang Sering Disalahgunakan

Copy ( salin ) dan paste ( tempel ) adalah anugerah kemajuan teknologi digital yang dapat kita nikmati saat ini. Dengan copy paste, menyalin berbagai jenis file menjadi lebih mudah. Cukup dengan beberapa klik saja muncullah file dokumen yang sama persis yang siap digunakan sesuai kebutuhan.

Tetapi selain manfaat yang bisa diambil, ada efek negatif yang muncul dari kemudahan copy paste ini. Entah sengaja atau tidak, sering digunakan untuk hal-hal yang kurang terpuji. Salah satunya adalah menyalin tulisan atau konten blog milik orang lain dan menuliskannya kembali. Benarlah sebuah kalimat bijak mengatakan "teknologi tidak pernah salah, yang salah adalah manusianya". Dengan copy paste muncullah duplikasi konten yang sulit untuk dikenali lagi siapa penulis aslinya.

Tentang salin menyalin ini saya punya pengalaman yang cukup menggelitik dan bikin ngganjel. Yaitu ketika saya googling dan menemukan resep saya ada di sebuah situs kuliner. Situs kuliner tersebut merupakan dokumentasi even kuliner yang mewajibkan pesertanya untuk membuat dan mengirimkan resep masakan tradisional dengan sumber resep bebas. Nah waktu membaca salah satu resep yang ada di sana saya merasa kok ini seperti resep yang pernah ditulis di blog Catatan Yoen. Dan ketika saya bandingkan dengan resep di blog saya, memang tulisan tersebut 90% sama.

Berikut ini screenshotnya :

Copy Paste, Kemudahan Yang Sering Disalahgunakan

Berikut ini resep asli di blog saya :

Copy Paste, Kemudahan Yang Sering Disalahgunakan

Copy Paste, Kemudahan Yang Sering Disalahgunakan

Blog resep memang termasuk blog yang rentan dicopy paste, karena pada bagian 'cara membuat' biasanya hampir sama untuk resep sejenis. Sehingga kalau ada yang malas menulis dengan gaya bahasanya sendiri ya akhirnya memakai copy paste ini.

Menurut saya untuk resep yang hampir 100% sama seperti di atas, alangkah baiknya kalau mencantumkan sumbernya dengan memberi keterangan bahwa resep tersebut direcook atau rebake. Sedangkan resep dengan sedikit modifikasi, maka dicantumkan sumbernya dengan menyebutkan bahwa resep telah dimodifikasi.

Saya sendiri belum bisa menciptakan resep dan bisa menulis resep karena melihat di buku resep atau situs kuliner. Tapi saya berusaha menghindari copy paste. Biasanya saya mengutak atik resep yang saya ambil dari berbagai sumber. Selain karena menantang, utak-atik ini salah satu tujuannya untuk menyesuaikan jumlah adonan dengan volume loyang yang saya punya. Dengan utak atik resep maka tidak akan ada resep yang 100% sama.

Pada bagian 'cara membuat' mungkin beberapa orang melakukan copy paste. Tapi sebenarnya, menulis dengan bahasa sendiri justru bisa memberikan nilai tambah pada tulisan tersebut. Karena setiap orang mungkin saja punya pengalaman memasak yang berbeda walaupun resepnya sama. Nah, hal-hal yang berbeda ini dapat menjadi tips dan tambahan pengetahuan untuk pembaca.

🌼🌾🌼
Kejadian copy paste tersebut mengingatkan saya untuk lebih jujur ketika menulis. Ketika saya tidak sreg ada yang copas tulisan saya, maka saya juga tidak akan meng-copas tulisan orang.

2 comments:

  1. Dulu sebelum belajar ngeblog, tak luput saya juga sering melakukan ini tanpa mikir apa2. Tapi beruntungnya, sekarang kenal dunia blog dan tau apa artinya menghargai karya orang lain. Karena sesungguhnya membuat sesuatu itu capek :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, betul. Dengan nge-blog kita jadi tahu kalau membuat konten itu tidak mudah.πŸ‘

      Delete

Terimakasih telah berkunjung ke Yoen NgeBlog. Saya akan berusaha membalas komentar secepatnya.πŸ“πŸŒ»πŸŒΈπŸŒ»