Wednesday, 1 March 2023

Tentang Cita-cita

Wednesday, March 01, 2023

Manusia merencanakan Tuhan yang menentukan. Manusia punya impian namun kenyataan kadang tidak seperti yang kita bayangkan. Ini adalah cerita tentang cita-cita…

Waktu usia SD, kalau ditanya apa cita-citaku aku akan menjawab menjadi guru. Mungkin karena merekalah sosok yang paling sering aku temui dan memang kulihat bahwa mereka ini sosok yang baik, penampilannya rapi, orangnya pintar dan berwibawa maka aku bermimpi menjadi guru.

Ketika masa SMP cita-citaku mulai bergeser. Aku ingin menjadi seorang akuntan. Saya membayangkan keren sekali bekerja di bank, berkutat dengan buku catatan angka-angka rupiah. Lucu bila diingat, karena sekarang boro-boro menjadi pegawai bank bahkan aku selalu ingin bisa seminimal mungkin bermuamalah dengan bank karena ada 'riba' di dalamnya. 


Saat SMA bayangan menjadi pegawai bank itu mulai berubah. Kala itu aku punya pelajaran favorit yaitu pelajaran Bahasa Inggris. Di mata pelajaran ini aku memang cukup menonjol dengan nilai yang selalu bagus. Hal ini menimbulkan keinginan setelah SMA aku akan kuliah di jurusan yang lebih mendalami Bahasa Inggris. Namun memilih jurusan kuliah bagiku tidak sesederhana itu. Kuliah tidak hanya butuh suka atau tidak dengan jurusannya. Banyak hal lain yang harus dipertimbangkan, apakah biayanya murah dan nanti kedepannya akan seperti apa hingga akhirnya keinginan itu disingkirkan saja. Kembali ke pilihan yang lebih realistis. He ..

Dan sekarang aku adalah seorang perawat di sebuah rumah sakit negeri. Nah, bagaimana itu ceritanya?

Pada akhirnya aku memilih tempat kuliah dengan berbagai pertimbangan yang terbaik menurutku.

- tempat kuliah relatif dekat

Kampus keperawatan ini lokasinya sekitar 6 km dari rumah. Kampus ini menyediakan asrama untuk mahasiswanya. Namun kalau ingin pulang ke rumah pun juga tidak masalah. Ini pastinya akan menghemat biaya transport bila dibanding bila harus kuliah di tempat yang lebih jauh. Dan enaknya lagi kampus ini menyediakan asrama untuk mahasiswanya. Namun kalau ingin pulang ke rumah pun juga tidak masalah. Selain fasilitas asrama ada juga jatah makan 3 kali dan disediakan bus kampus untuk transportasi ke tempat-tempat praktikum. Jadi untuk fasilitas benar-benar terjamin.

- waktu pendidikan yang singkat

Jurusan yang kuambil ini adalah program D3. Waktu pendidikan tiga tahun dan setelah lulus saya bisa melamar di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lain.

- peluang kerja

Waktu itu ada yang bilang lulusan perawat banyak dibutuhkan. Dan aku kuliah di kampus negeri yang kualitas lulusannya dikenal bagus. Maka harapannya setelah kuliah ya langsung bisa kerja.

Masa-masa kuliah terlewati dengan stressor paling berat adalah adaptasi dengan kehidupan asrama dan rutinitas perkuliahan yang padat. Namun alhamdulillah semua selesai juga pada waktunya dan tibalah saatnya aku mencari kerja.

Aku mendaftar di rumah sakit negeri melalui tes CPNS dan dua rumah sakit swasta waktu itu. Tes PNS nya diterima sedangkan di dua rumah sakit lainnya tidak lulus seleksi. Dan di tes PNS ini aku memilih RS yang terdekat dengan rumah pastinya sehingga aku tidak perlu merantau ke luar daerah. Dan singkat cerita hingga tahun ini aku telah lebih dari 20 tahun bekerja sebagai PNS di RS pemerintah di Jogja.
 
Begitulah jalan hidup. Tidak semua orang mendapatkan apa yang dia impikan. Banyak suka duka yang telah dialami saat menjalani kuliah perawat ini maupun saat menjalani pekerjaannya. Namun seiring bertambahnya usia kita semakin bisa bersyukur dan mengambil hikmah dari apa yang terjadi di masa lalu.

Cerita Emas

Wednesday, March 01, 2023

Investasi emas saat ini semakin booming saja. Sepertinya semakin banyak orang tahu kelebihan menabung emas ini, terutama emas batangan. Atau bisa jadi ada yang awalnya seperti saya, ingin menabung untuk jangka panjang tapi tidak ingin berurusan dengan bunga bank.

Salah satu bukti bahwa emas semakin diminati, saat ini kita tidak harus ke Butik Emas Antam atau ke toko emas besar untuk mendapatkan emas batangan. Banyak outlet baik offline maupun online yang menjual emas batangan ini. Bahkan di lingkungan kerja saya ada teman yang sudah berbisnis emas ini dan menjual dalam pecahan kecil.
Dan beberapa waktu lalu saat ke Butik Emas Antam ( setelah sekian lama tidak ke sana ) saya lihat suasananya jauh beda dengan dulu yang sepi. Sekarang pengunjungnya tampak lebih ramai .

Dulu saya tidak pernah tertarik dengan yang namanya perhiasan emas. Bisa jadi karena memang tidak suka memakai macam-macam aksesoris, maka tidak terlintas untuk membeli perhiasan emas. Malah pernah heran saat lagi jalan sama teman tiba-tiba dia mengajak saya melihat perhiasan di sebuah etalase. Dia tampak antusias sekali kalau melihat etalase perhiasan. 

Namun kemudian saya terbawa oleh teman-teman waktu tinggal di asrama perawat. Ada yang punya ide membelanjakan uang insentifnya untuk dibelikan perhiasan. Waktu itu belum familiar yang namanya emas batangan, apalagi yang gram nya kecil. Saya ikut saja karena sepertinya menyisihkan uang dalam bentuk perhiasan adalah ide yang baik. Maka saya beli sesuatu yang paling mungkin dipakai oleh saya yaitu anting-anting. Seingat saya di masa itu saya punya 3 pasang anting-anting.

Setelah sekian lama berlalu, saya berniat menjual satu anting-anting saya karena saya kurang sreg dengan anting-anting ini. Nah, ada cerita lucu. Saya ke pertokoan emas di Jogja yaitu di Ketandan. Sampai di sana anting-anting saya diperiksa dan dicocokkan dengan suratnya. Ternyata surat dan antingnya tidak cocok. Ternyata saya salah bawa surat. He.. Wah saya jadi heran juga karena sepertinya saya tidak salah naruh, tapi kok ternyata salah. Kayak saya ini punya banyak perhiasan, padahal tidak.

Tapi ketidakcocokan itu tidak masalah karena anting-anting tetap bisa dijual setelah diperiksa oleh tukang emas di toko tersebut. Dikatakan bahwa anting-anting saya beratnya 1,200 gram. Karena saya niatnya tukar tambah jadi berat ini kemudian dikonversi sesuai dengan harga emas saat itu.

Sepulang dari toko emas itu saya penasaran dan mencari surat anting-anting saya. Dan ternyata memang masih ada. Dari surat itu ketahuan kalau beratnya dulu 1,150 gr. Lha, saya untung dobel dong. Ada penambahan berat di emasnya dan ternyata harganya lebih tinggi dibanding saat beli dulu. Nggak sengaja ini, he. 

Apapun cerita tentang emas, selalu menunjukkan bahwa emas ini adalah alat investasi yang menenangkan. Saya pernah diberikan sebuah cincin oleh Ibu saya yang dibeli pada tahun 2005. Di surat pembelian tertulis berat emasnya adalah 10.1 gram, dengan harga 1.335.000. Artinya harga per gramnya sekitar 132 ribu. Jika dibandingkan saat ini, anggap saja harga jual emas perhiasan adalah 600 ribuan maka bisa kita pastikan bahwa nilainya tidak turun. Kalaupun tidak untung, karena pada waktu yang sama harga barang-barang sudah naik tinggi juga, tetapi nilai tukarnya masih kuat. Seperti kata seorang penasihat keuangan : "Emas tidak akan membuat kita semakin kaya, tetapi emas akan membuat kita tetap kaya."