Wednesday, 1 March 2023

CERITA EMAS

Wednesday, March 01, 2023

Investasi emas saat ini semakin booming saja. Sepertinya semakin banyak orang tahu kelebihan menabung emas ini, terutama emas batangan. Atau bisa jadi ada yang awalnya seperti saya, ingin menabung untuk jangka panjang tapi tidak ingin berurusan dengan bunga bank.

Salah satu bukti bahwa emas semakin diminati, saat ini kita tidak harus ke Butik Emas Antam atau ke toko emas besar untuk mendapatkan emas batangan. Banyak outlet baik offline maupun online yang menjual emas batangan ini. Bahkan di lingkungan kerja saya ada teman yang sudah berbisnis emas ini dan menjual dalam pecahan kecil.
Dan beberapa waktu lalu saat ke Butik Emas Antam ( setelah sekian lama tidak ke sana ) saya lihat suasananya jauh beda dengan dulu yang sepi. Sekarang pengunjungnya tampak lebih ramai .

Dulu saya tidak pernah tertarik dengan yang namanya perhiasan emas. Bisa jadi karena memang tidak suka memakai macam-macam aksesoris, maka tidak terlintas untuk membeli perhiasan emas. Malah pernah heran kalau lagi jalan sama teman dan teman saya itu tampak antusias sekali kalau melihat etalase perhiasan, he. 

Namun kemudian saya terbawa oleh teman-teman waktu tinggal di asrama perawat. Ada yang punya ide membelanjakan uang insentifnya untuk dibelikan perhiasan. Waktu itu belum familiar yang namanya emas batangan, apalagi yang gram nya kecil. Saya ikut saja karena sepertinya menyisihkan uang dalam bentuk perhiasan adalah ide yang baik. Maka saya beli sesuatu yang paling mungkin dipakai oleh saya yaitu anting-anting. Seingat saya di masa itu saya punya 3 pasang anting-anting.

Suatu ketika, saya berniat menjual satu anting-anting saya karena sepertinya anting-anting ini saya agak kurang sreg. Nah, ada cerita lucu. Saya ke pertokoan emas di Jogja yaitu di Ketandan. Sampai di sana anting-anting saya diperiksa dan dicocokkan dengan suratnya. Saat itu baru tahu kalau surat dan antingnya tidak cocok. Ternyata saya salah bawa surat. He.. Wah saya jadi heran juga karena sepertinya saya tidak salah naruh, tapi kok ternyata salah. Kayak saya ini punya banyak perhiasan, padahal tidak.

Tapi ketidakcocokan itu tidak masalah karena anting-anting tetap bisa dijual setelah diperiksa oleh tukang emas di toko tersebut. Setelah diperiksa dan ditimbang dikatakan anting-anting saya beratnya 1,200 gram. Karena saya niatnya tukar tambah jadi berat ini kemudian dikonversi sesuai dengan harga emas saat itu yang harganya ternyata lebih tinggi dari saat beli.

Sepulang dari toko emas itu saya penasaran dan mencari surat anting-anting saya. Dan ternyata memang masih ada. Dari surat itu ketahuan kalau beratnya dulu 1,150 gr. Lha, saya untung dobel dong. Ada penambahan berat di emasnya dan ada kenaikan harga emas dibanding saat beli dulu. Nggak sengaja ini, he. 

Apapun cerita tentang emas, selalu menunjukkan bahwa emas ini adalah alat investasi yang menenangkan. Saya pernah diberikan sebuah cincin oleh Ibu saya yang dibeli pada tahun 2005. Di surat pembelian tertulis berat emasnya adalah 10.1 gram, dengan harga 1.335.000. Artinya harga per gramnya sekitar 132 ribu. Jika dibandingkan saat ini, anggap saja harga jual emas perhiasan adalah 600 ribuan maka bisa kita lihat bahwa nilainya tidak turun.

Demikian juga untuk emas batangan. Emas Antam yang pertama kali saya beli dulu, yaitu awal tahun 2018, harga per gramnya sekitar 600 ribu. Kalau kita lihat di situs logam mulia saat ini, harga buy back per gramnya adalah 900 ribu. Mungkin tidak untung besar karena jaman ini semua harga barang juga naik. Namun ini membuktikan bahwa nilai emas batangan ini tidaklah turun. Seperti kata seorang penasihat keuangan : "Emas tidak akan membuat kita semakin kaya, tetapi emas akan membuat kita tetap kaya." He. Semoga ya .. Aamiin... .